Dalam sebuah
manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya, dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu
grup proses Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup proses yaitu inisiasi,
perencanaan,pelaksanaan, pengontrolan, dan penutup. Salah satu bagian dari grup
manajemen proyek yaitu proses pengontrolan yang akan dibahas dalam paper ini.
A.PENGONTROLAN PROYEK
Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana,
maka pengawasan dan pengontrolan proyek sangat diperlukan agar
kejadian-kejadian yang menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera
diselesaikan dengan baik.
Pengontrolan (controlling)
adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganilisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai sasaran. Pengontrolan juga merupakan pengukuran dan pemantauan perkembangan
secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara
progress dengan rencana awal proyek, selain itu
untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.
Ada 4 macam pengontrolan proyek yaitu pengontrolan biaya proyek, pengontrolan waktu
/ jadwal proyek, pengontrolan kualitas dan
pengontrolan kinerja.
1. Pengontrolan Biaya Proyek ( Cost Control)
Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan
tentang anggaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak
dapat menafsirkan bahwa sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu
perkiraan yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan
anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian
yang dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab
itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk
Operasional (PO) haruslah memuat sifat:
a)
Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu
berjalan
b)
Rencana proyek dapat
menjadi landasan bersama semua pihak dalam komunikasi mengenai proyek selama
masa kerja proyek.
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek,
semua pihak akan dapat mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih
besar selama proyek berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil
dari pada anggarannya setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya
terutama terjadi karena ketidakpastian, sehingga dapat menambah beban atau
dapat sama sekali tidak menimbulkan beban proyek seperti yang diperkirakan
sebelumnya. Sehubungan dengan
itu, program menghemat biaya proyek wajib menjadi bagian dari disiplin
manajemen proyek. Manajer proyek wajib mempertimbangkan alternatif kerja untuk
dapat menekan biaya proyek sebagai kesatuan. Karenanya pengawasan dan pengontrolan
biaya proyek setidak-tidaknya perlu mencakup pengawasan dan pengontrolan:
a)
Jadwal pembiayaan (cash flow)
b)
Besarnya keseluruhan biaya proyek.
Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para
pegawainya yang bertanggung jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran.
Pengawasan dan pengontrolan bukan hanya melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu diperhatikan pula
bagaimana jalannya koordinasi untuk memecahkan hambatan-hambatan dan perbedaan
pendapat diantara mereka dan perbedaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri,
kecepatan mereka mengambil keputusan terhadap masalah yang dibawahnya,
bagaimana mereka memberi petunjuk kepada bawahan dalam memecahkan masalah,
apakah mereka menyarankan cara kerja yang lebih baik, dan apakah mereka
berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan pengontrolan
menghargai pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan kritik terhadap
pelaksanaan tugas yang tidak memuaskan.
Dalam proyek ini pengontrolan biaya dilakukan dengan
memeriksa apakah biaya yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau
progress prestasi yang telah dicapai.
2. Pengontrolan Waktu / Jadwal Proyek
Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan
dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan
diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan
waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan. Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Pengontrolan waktu
dimaksudkan untuk mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan. Pengontrolan waktu dilakukan dengan menggunakan Time
Schedule, Bar Chart dan Network Planning. Secara rinci dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a)
Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang
disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai
dengan pekerjaan berakhir. Time schedule diperlukan oleh semua pihak
sebagai pedoman koordinasi dan kerjasama antar bagian pelaksana proyek di
lapangan. Dalam time schedule waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa
sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan baik dan lancar.
Sebelum proyek dilaksanakan pelaksana harus
mengetahui rencana kerja yang telah dicantumkan dalam time schedule agar
waktu yang tersedia benar-benar efektif dan efisien untuk pekerjaan tersebut. Time
schedule digunakan sebagai dasar pertimbangan penambahan personalia sesuai
dengan perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Dalam hubungan dengan bahan dan alat
yang digunakan, time schedule ini akan mencegah penyimpangan
bahan yang tepat diperoleh, serta menjaga keefektifan pemakaian alat-alat berat
yang disewa, dengan demikian penghematan biaya dan waktu akan lebih baik.Tetapi
pelaksanaan time schedule secara umum sering mengalami hambatanhambatan
yang disebabkan oleh:
§ Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan
pekerjaan.
§ Kesalahan yang dibuat pelaksana.
§ Ketidakteraturan penyediaan bahan.
§ Perubahan-perubahan yang diinginkan pemberi tugas.
b) Bar Chart
Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang
berfungsi untuk pengontrolan proyek, sangat memudahkan pelaksana proyek dalam
mengerjakan bagian pekerjaannya. Bar chart yang dibuat kontraktor harus
diperiksa dan disetujui Direksi. Hal-hal yang dapat dilihat pada suatu bar
chart adalah :
§ Jenis-jenis pekerjaan yang ada di proyek.
§ Waktu yang disediakan untuk setiap jenis pekerjaan.
§ Kapan waktu pekerjaan harus dimulai dan dilaksanakan.
c)
Network Planning
Network planning adalah gambar yang memperlihatkan susunan
urutan pekerjaan dan logika ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan
yang lainnya serta rencana waktu pelaksanaannya berupa lintasan kritis maupun
yang bukan lintasan kritis. Lintasan kritis adalah lintasan terpanjang yang
menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek yang apabila salah satu kegiatan
terlambat, maka pelaksanaan pekerjaan yang lain ikut terlambat.
3.
Pengontrolan Kualitas
Proses ini memonitor hasil spesifik
proyek untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan standar dengan
kualitas standar kualitas ketika mengindentifikasi beberapa cara untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan.
4.
Pengontrolan
Kinerja
Memantau dan
mengendalikan biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan proyek
pada saat pelaporan. Suatu contoh dimana dapat terjadi dalam suatu laporan,
kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal / waktu sebagaimana
mestinya yang diharapkan. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran.
Bila tidak segera dilakukan tindakan pengontrolan maka dapat berakibat tidak
dapat diselesaikan secara keseluruhan karena kekurangan dana.
B.FAKTOR PENGHAMBAT PROSES PENGONTROLAN
Faktor-faktor yang menyebabkan pengontrolan menjadi tidak efektif antara
lain:
1. Definisi Proyek
Merupakan ukuran dan kompleksitas suatu proyek. Kesulitan yang muncul pada
proyek dengan skala besar antara lain : kesulitan komunikasi dan koordinasi
yang berhubungan dengan struktur organisasi proyek.
2. Faktor
tenaga kerja
Kurang
ahlinya pengawas proyek menyebabkan proyek menjadi kurang efektif dan akurat.
3. Faktor
sistem pengontrolan
Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu
formal.
C.FAKTOR PENDUKUNG PROSES
PENGONTROLAN
Faktor-faktor yang menyebabkan pengontrolan berlangsung dengan baik
antara lain:
1. Ketepatan Waktu
Diperlukan agar informasi pemantauan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada saat itu.
2. Akses Antar Tingkat
Akses yang mudah dan jelas akan mempercepat pelacakan bagian yang memiliki
performa kurang baik.
3.
Perbandingan Data Terhadap Informasi
Data yang diperoleh dapat memberikan informasi yang proporsional sesuai
dengan jumlah data yang diberikan.
4. Data dan
Informasi yang Dapat Dipercaya
Menyangkut kejujuran dan kedisplinan pihak yang terlibat dalam proyek
5.
Objektifitas Data
Data yang
diperoleh harus sesuai dengan yang terjadi di lapangan
tanpa adanya asumsi pribadi atau rekayasa.
REFERENSI
http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/2012/02/08/pengawasan-dan-pengontrolan-proyek/ diakses pada tanggal 3 Desember 2012
Fathurrahman, dkk. 2011. Analisis Kinerja Biaya dan Waktu dengan Metode Earned Value pada Proyek
Pembangunan Gedung Intensif Terpadu
Rumah Sakit Umum DR. Saiful Anwar Malang. Jurnal: ITS.
Ridwan, Kafrawi. 2010. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment